7 Keutamaan Menuntut Ilmu Dalam Islam

Ditulis oleh: -

Image Source: visiteiffel.com

Keutamaan Menuntut Ilmu-Seorang muslim tidaklah cukup hanya dengan menyatakan keislamannya tanpa berusaha untuk memahami Islam dan mengamalkannya. Pernyataannya harus dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari Islam. Dan untuk melaksanakan konsekuensi-konsekuensi dari pengakuan bahwa kita sudah Islam itu membutuhkan ilmu. Ilmu adalah kunci segala kebaikan. Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan amal tanpa dengan ilmu. Sebutkan apa saja keutamaan menuntut ilmu?

Sebagian di antara kita mungkin menganggap bahwa hukum menuntut ilmu agama sekedar sunnah saja, yang diberi pahala bagi yang melakukannya dan tidak berdosa bagi siapa saja yang meninggalkannya. Padahal, terdapat beberapa kondisi di mana hukum menuntut ilmu agama adalah wajib atas setiap muslim (fardhu ‘ain) sehingga berdosalah setiap orang yang meninggalkannya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim". (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)

Apa saja keutamaan menuntut ilmu jelaskan? Dalam hadits ini, Rasulullah Saw dengan tegas menyatakan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib atas setiap muslim, bukan bagi sebagian orang muslim saja. Lalu, ilmu apakah yang dimaksud dalam hadits ini? Penting untuk diketahui bahwa ketika Allah Swt atau Rasul-Nya Muhammad Saw menyebutkan kata (ilmu) saja dalam Al-Qur’an atau As-Sunnah, maka ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’i (ilmu agama), termasuk kata ilmu yang terdapat dalam hadits di atas.

Sebagai contoh, berkaitan dengan firman Allah Ta’ala,

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

"Dan katakanlah, Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu". (QS. Thaaha [20] : 114)

maka Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata.


( وَقَوْله عَزَّ وَجَلَّ : رَبّ زِدْنِي عِلْمًا ) وَاضِح الدَّلَالَة فِي فَضْل الْعِلْم ؛ لِأَنَّ اللَّه تَعَالَى لَمْ يَأْمُر نَبِيّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِطَلَبِ الِازْدِيَاد مِنْ شَيْء إِلَّا مِنْ الْعِلْم ، وَالْمُرَاد بِالْعِلْمِ الْعِلْم الشَّرْعِيّ الَّذِي يُفِيد مَعْرِفَة مَا يَجِب عَلَى الْمُكَلَّف مِنْ أَمْر عِبَادَاته وَمُعَامَلَاته ، وَالْعِلْم بِاَللَّهِ وَصِفَاته ، وَمَا يَجِب لَهُ مِنْ الْقِيَام بِأَمْرِهِ ، وَتَنْزِيهه عَنْ النَّقَائِض


"Firman Allah Swt (yang artinya), 'Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu' mengandung dalil yang tegas tentang keutamaan ilmu. Karena sesungguhnya Allah Swt tidaklah memerintahkan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam untuk meminta tambahan sesuatu kecuali (tambahan) ilmu. Adapun yang dimaksud dengan (kata) ilmu di sini adalah ilmu syar'i. Yaitu ilmu yang akan menjadikan seorang mukallaf mengetahui kewajibannya berupa masalah-masalah ibadah dan muamalah, juga ilmu tentang Allah dan sifat-sifat Nya, hak apa saja yang harus dia tunaikan dalam beribadah kepada-Nya, dan mensucikan-Nya dari berbagai kekurangan”. (Fathul Baari, 1/92)

Keutamaan menuntut ilmu dalam Islam

Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Kewajiban ini tiada henti, artinya kewajiban menuntut ilmu itu sepanjang hayat. Selama kita masih menghembuskan nafas dan jantung masih berdetak tetap harus mencari ilmu. Karena sesungguhnya menuntut ilmu merupakan perintah Allah Swt. Banyak sekali keutamaan dari memiliki ilmu dan mengajarkannya. Berikut merupakan beberapa keutamaan tersebut. Apa saja keutamaan orang menuntut ilmu?

1. Ilmu memudahkan menuju jalan surga

Apa sajakah keutamaan orang yang menuntut ilmu di akhirat kelak? Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). 

2. Orang yang berilmu akan Allah angkat derajatnya

Apa keutamaan menuntut ilmu dalam islam? Allah Swt berfirman.

 …يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ..

"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).

Allah Swt berfirman.

وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ

"Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS. Al-Mulk : 10).

Allah telah memberikan banyak kenikmatan, jika tidak kita gunakan untuk mempelajari firman-firmannya maka kita akan menjadi salah satu orang yang menyatakan dan Allah abadikan dalam surat Al-Mulk ayat 10 di atas.

3. Ilmu akan kekal dan bermanfaat bagi pemiliknya meskipun telah meninggal

Disebutkan dalam hadits.

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

"Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa untuknya" (HR. Muslim). 

4. Ilmu adalah warisan para Nabi

Sebagaimana dinyatakan oleh hadits.

اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

"Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup." (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami' no. 6297). 

5. Yang paling takut pada Allah adalah orang yang berilmu

Hal ini bisa direnungkan dalam ayat.

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama" (QS. Fathir: 28).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

"Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya." (Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, 6: 308).

Para ulama berkata.

من كان بالله اعرف كان لله اخوف

"Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah". 

6. Orang yang paham agama adalah orang yang dikehendaki kebaikan

Dari Mu’awiyah, Nabi Saw bersabda.

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

"Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama." (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037).

Yang dimaksud faqih dalam makna hadits keutamaan menuntut ilmu bukanlah hanya mengetahui hukum syar'i, tetapi lebih dari itu. Dikatakan faqih jika seseorang memahami tauhid dan pokok Islam, serta yang berkaitan dengan syari'at Allah. Demikian dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin dalam Kitabul ‘Ilmi (hal. 21).

7. Allah tidak memerintahkan Nabi-Nya meminta tambahan apa pun selain ilmu

Allah berfirman.

وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

"Dan katakanlah,'Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu". (QS. Thaaha [20] : 114). Ini dalil tegas diwajibkannya menuntut ilmu. 
Demikian beberapa keutamaan menuntut ilmu. Semoga bermanfaat.