5 Tanda Gejala Kanker Serviks (foto: terkini.id)
Salah satu penyakit yang menjadi momok bagi kaum wanita adalah kanker serviks. Dengan segala macam risiko bila sudah terjangkit, penyakit yang satu ini, benar-benar mengerikan.
Oleh karena itu penting bagi wanita mengetahui sejak dini gejala kanker serviks sebelum terlambat.
Apa itu kanker serviks ? Kanker serviks adalah kanker yang terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali.
Sel-sel abnormal tersebut bisa berkembang dengan cepat sehingga mengakibatkan tumor pada serviks. Tumor yang ganas nantinya berkembang jadi penyebab kanker serviks.
Leher rahim sendiri adalah organ yang berbentuk seperti tabung silinder. Fungsinya yaitu menghubungkan kewanitaan dengan rahim.
Kanker serviks sangat umum ditemui di seluruh dunia. Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, kanker serviks merupakan jenis kanker nomor empat yang paling sering menyerang wanita. Lebih jauh, WHO juga mengamati bahwa angka kejadian kanker leher rahim lebih besar di negara-negara berkembang daripada di negara-negara maju.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan bahkan mencatat bahwa kanker serviks menempati peringkat kedua untuk jenis kanker yang paling banyak ditemui setelah kanker payudara. Setiap tahunnya, ada sekitar 40.000 kasus baru kanker serviks yang terdeteksi pada perempuan Indonesia.
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun. Namun, semakin bertambah usia, risiko seseorang mengalami kanker leher rahim semakin besar.
Penyebab Kanker Serviks
Hampir semua kasus penyebab kanker serviks adalah human papillomavirus (HPV). Ada lebih dari seratus jenis HPV, tapi sejauh ini hanya ada kira-kira 13 jenis virus yang bisa jadi penyebab kanker serviks. HPV memiliki banyak peregangan, yang paling sering menginfeksi manusia adalah HPV 8, 11, 16, dan 18.Saat wanita terinfeksi virus ini, mungkin wanita tidak langsung menderita kanker serviks. Sistem kekebalan tubuh yang dimiliki setiap manusia berusaha untuk melawan virus ini.
Namun, virus HPV dapat bertahan selama bertahun-tahun dalam tubuh wanita, berkembang, dan akhirnya menyebabkan sel-sel pada dinding serviks berubah menjadi sel kanker.
Wanita yang di dalam tubuhnya terdapat virus HPV mungkin bisa mengalami gejala kanker serviks dan mungkin juga tidak mengembangkan kanker serviks. Infeksi virus HPV dapat hilang dengan sendirinya.
Di dalam tubuh wanita, virus ini menghasilkan dua jenis protein, yaitu E6 dan E7. Kedua protein ini berbahaya karena bisa menonaktifkan gen-gen tertentu dalam tubuh wanita yang berperan dalam menghentikan perkembangan tumor.
Kedua protein ini juga yang memicu pertumbuhan sel-sel dinding rahim secara agresif. Pertumbuhan sel yang tidak wajar ini akhirnya menyebabkan perubahan gen (disebut juga sebagai mutasi gen). Mutasi gen inilah yang lantas menjadi penyebab kanker serviks berkembang dalam tubuh.
Penyebaran virus inipun harus diwaspadai, karena ternyata virus HPV bisa menyebar dan berpindah-pindah tempat dengan sangat mudah.
Virus ini bisa berpindah ke tempat lain melalui perantara hubungan badan ataupun bahkan dengan hanya sentuhan kulit antara individu yang satu dengan yang lainnya yang terinveksi virus.
Berbagai gejala kanker serviks yang harus Anda waspadai
Picsoc
Kebanyakan orang yang terinfeksi HPV tidak mengalami gejala apa pun. Tapi, beberapa jenis virus HPV ada yang bisa memunculkan gejala awal kanker serviks yang terlihat seperti kutil kelamin.
Setelah gejala awal kanker serviks ini, biasanya akan diikuti oleh gejala lain yang lebih berat seperti:
1. Keluar darah dari kewanitaan
Gejala kanker serviks ini sangat umum. Bila Anda tiba-tiba mengeluarkan darah atau bercak darah dari kewanitaan, padahal saat itu Anda sedang tidak dalam masa haid, maka bisa jadi hal tersebut merupakan gejala kanker serviks.Biasanya, perdarahan ini terjadi setelah Anda berhubungan suami istri. Atau bisa juga darah yang keluar saat haid, jumlahnya jauh lebih banyak dari biasanya. Kedua hal tersebut bisa menjadi gejala kanker serviks stadium awal.
2. Sakit pada bagian panggul
Apakah Anda merasakan sakit atau nyeri di area panggul? Jika iya, jangan anggap remeh rasa sakit tersebut.Nyeri di area panggul ketika memasuki masa haid mungkin hal biasa. Akan tetapi, kalau Anda merasakannya ketika melakukan hubungan dengan pasangan, maka nyeri panggul yang Anda rasakan tidak normal dan bisa jadi gejala kanker serviks stadium awal.
Bila hal ini terjadi, sebaiknya segera periksakan diri Anda.
3. Keputihan yang tidak normal
Faktanya, keputihan adalah hal yang normal dan setiap wanita yang sehat pasti mengalaminya. Namun, ada kalanya keputihan yang dikeluarkan kewanitaan itu tidak normal dan menunjukkan suatu gangguan kesehatan.Misalnya saja, jika cairan keputihan yang dikeluarkan miss V berbau menyengat dan beda dari biasanya, maka hal ini menandakan bahwa Anda mungkin mengalami suatu gangguan kesehatan.
Tapi, jangan takut dulu, sebab keputihan yang tidak normal bisa disebabkan oleh berbagai hal, belum tentu sebagai tanda kanker serviks gejala awal
4. Mengalami perubahan jadwal BAB
Bahkan perubahan jadwal BAB bisa adi gejala kanker serviks atau penyakit lainnya.Perhatikan, apakah Anda belakangan ini menjadi sulit BAB. Pasalnya, kondisi ini mungkin saja menandakan kalau Anda mengalami kanker serviks.
Bila massa pada kanker serviks gejala awal sudah tumbuh cukup besar, benjolan kanker dapat menekan usus Anda dan membuat Anda sulit BAB. Tapi, jangan terlampau cemas dulu jika Anda mengalaminya, sebab gangguan kesehatan ini bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya, tak hanya sebagai tanda kanker serviks gejala awal.
5. Mengalami kelelahan yang berlebihan
Kelelahan adalah salah satu gejala kanker serviks yang umum. Kelelahan terjadi akibat, sel-sel kanker yang mulai tumbuh sedikit demi sedikit mengambil energi dan cadangan makanan tubuh Anda.Ini membuat Anda kekurangan makanan dan akhirnya cepat lelah. Bila gejala ini tak kunjung hilang, maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Baca Juga: Tak Banyak Wanita Tau, Ternyata Makanan Alami ini Bisa Mencegah Terjadinya Kanker Serviks
Cara Mencegah Kanker Serviks
cegahkankerserviks.org
Belum terdapat cara untuk mencegah kanker serviks secara sempurna, namun beberapa cara berikut dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko mengalami kanker serviks:
1. Skrining serviks atau pap smear
Pap smear adalah cara terbaik untuk mengidentifikasi perubahan pada sel-sel leher rahim tahap awal.Gejala kanker serviks stadium awal dapat terdeteksi dengan melihat apakah terdapat sel-sel abnormal di dalam leher rahim atau serviks. Dengan mendeteksi dan menghilangkan sel-sel serviks yang abnormal dapat mencegah kanker serviks.
Pap smear disarankan bagi wanita berusia 25-49 tahun setiap 3 tahun sekali. Sedangkan untuk wanita berusia 50-64 setiap tahun sekali. Untuk wanita berusia di atas 65 tahun wajib melakukan pap smear jika sejak usia 50 tahun belum melakukan prosedur ini.
Selain pemeriksaan pap smear, pemeriksaan HPV atau yang disebut HPV DNA Test juga disarankan untuk mengetahui ada tidaknya virus HPV yang dapat menyebabkan kanker pada serviks. Pemeriksaan ini disarankan untuk dilakukan pada wanita berusia 30 tahun ke atas.
2. Melakukan hubungan aman
Sebagian besar kanker serviks terkait dengan infeksi dari human papilloma virus (HPV) yang dapat menyebar melalui hubungan yang tidak aman. Misalnya berganti-ganti pasangan dan melakukan aktivitas hubungan di usia dini.3. Vaksinasi kanker serviks
Meskipun vaksin HPV dapat mengurangi risiko kanker serviks, tetapi tidak menjamin Anda tidak akan mengalami kanker serviks.Anda tetap disarankan menjalani pap smear untuk mendeteksi kanker serviks. Vaksin ini disarankan diberikan pada perempuan usia 12-13 tahun dan diulangi setiap 6 bulan sebanyak 3 kali pemberian.
4. Hindari rokok
Merokok dapat mengakibatkan Anda tidak dapat melawan infeksi HPV yang berpeluang berubah menjadi kanker dari dalam tubuh.Yang perlu di ingat, jangan menunggu hingga gejala kanker serviks stadium awal muncul, segera lakukan pap smear jika Anda merasa berisiko terinfeksi virus HPV. Jika muncul gejala lain yang terkait kesehatan rahim Anda, jangan ragu untuk mengonsultasikannya ke dokter.