Miris! Kalah Pilihan Lurah, Pria Ini Blokir Jalan Antar Desa dengan Tembok dan Beling

Ditulis oleh: -

Negosiasi untuk kembali membuka jalan antar desa yang ditutup oleh calon kades belum menemui titik temu. (Foto: Liputan6.com/Dok. Polsek Kalikajar/Muhamad Ridlo)

Kalu belum siap kalah, nggak usah ikut politik harusnya...

Kejadian kocak sekaligus miris ini terjadi di Wonosobo, Jawa Tengah.

Diduga lantaran kecewa kalah pemilihan Lurah, pria ini blokir jalan dengan tembok setinggi 2 meter dan ditanami beling agar tak dilewati warga...

Akhir-akhir ini warga Wonosobo, Jawa Tengah dihebohkan pemblokiran jalan yang menghubungan Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar ke Desa Sindupaten, Kecamatan Kertek.

Jalan itu dipagar tembok nyaris setinggi dua meter. Di atas tembok, ada pecahan beling yang berfungsi agar tak ada warga yang nekat melompat. Kabar itu pun beredar viral dan sebagian besar warganet menyayangkan pemblokiran jalan.

Kelakuan Lurah Lucu Lainnya:

Awal Mula Kejadian

Pada 12 Desember 2018 lalu Desa Rejosari menggelar pemilihan kepala desa atau Pilkades atu Lurah. Ada lima calon yang mengikuti pesta demokrasi tertua di Indonesia ini.

Salah satunya adalah Soim, bekas Sekretaris Desa atau Carik Rejosari. Calon lainnya adalah calon petahana.

Singkat kata, Pilkades pun berlangsung. Soim dan calon petahana kalah.

Diduga lantaran kecewa, Soim lantas memblokir jalan alternatif penghubung Rejosari menuju Sindupaten. Letak tanahnya pun di Sindupaten Kecamatan Kertek.

Sehari usai Pilkades, Soim memblokir jalan ini dengan patok bambu. Ia juga membuat parit. Diduga, Soim kecewa lantaran kalah di Pilkades.

"Kades inkamben nyalon, si pemilik tanah juga ikut nyalon. Tetapi, kedua-duanya kalah Pilkades. Begitu loh. Mungkin, karena pemilik tanah itu kecewa juga, yang jadi kok bukan dia atau calon inkamben, akhirnya ditutup jalannya," ucap Kapolsek Kalikajar, Iptu Budi Rustanto, Jumat 4 Januari 2018.

Tanah Pribadi yang Dibuat Jalan


Kalah Pilkades, calon kades menutup jalur alternatif antar desa yang melintasi tanah pribadi. (Foto: Liputan6.com/Dok. Polsek Kalikajar/Muhamad Ridlo)

Dilansir dari liputan6.com, saat ini pemerintah dan kepolisian masih memediasi penutupan jalan ini. Yang membuat sulit, tanah tersebut statusnya hanya pinjaman.

Pemerintah Kecamatan Kalikajar dan Polsek Kalikajar berupaya memediasi agar jalan kembali dibuka untuk umum. Tetapi, pekan lalu, Soim justru menutup jalan ini dengan tembok dan cor.

"Sudah dipanggil juga, sudah berusaha dimediasi. Tetapi belum ketemu jalan keluarnya," ujarnya Budi.

Menurut Budi, penyelesaian soal pemblokiran jalan ini akan lebih mudah setelah pelantikan kepala desa terpilih pada 15 Januari 2019 mendatang. Saat itu, akan dilakukan negosiasi, apakah ruas jalan di tanah pribadi itu akan dibeli atau hibah.

Meski berstatus jalan alternatif, akan tetapi bagi warga kedua desa, jalan ini sangat vital. Meski tak bisa dilalui kendaraan roda empat atau lebih, jalan ruas jalan alternatif ini menyingkat waktu dan memperpendek jarak dua desa.