Kisah Inspiratif "Si Gadis Sampah", Dirundung Kawan Sendiri, Didukung Orang Seluruh Dunia

Ditulis oleh: -
 
Gambar dari BBCindonesia.com

Salut buat remaja yang satu ini, dan seharusnya patut dicontoh oleh generasi muda...

Meski dirundung oleh teman-temannya karena kebiasaanya yang memunguti sampah sebelum sekolah.

Namun, usahanya ini berhasil dan mendapat dukungan apresiasi dari orang diseluruh dunia.

Seorang gadis berumur 13 tahun sering diejek sebagai 'si gadis sampah'" oleh para perundungnya karena ia sering memungut sampah di jalanan. Namun, belakangan ini apa yang dilakukannya justru mendapatkan pujian dari berbagai penjuru dunia.

Nadia Sparkes, seorang warga Norfolk, Inggris, tidak mau ambil pusing dengan orang-orang yang mengejek kebiasaannya memungut sampah saat ia berjalan dari dan menuju ke sekolah.

Baca Juga :

Mendapat apresiasi dari orang diseluruh dunia



Tak disangka, cerita tentangnya menjadi viral. Malah karenanya ia ditunjuk menjadi duta lembaga pecinta lingkungan WWF. Sekarang, pengikut akun sosial medianya sudah mencapai lebih dari 4.000 orang.

Nadia berkata dia 'sangat puas' melihat usahanya berhasil melahirkan perubahan.

Sejak memulai kebiasaan uniknya, ia sudah berhasil mengumpulkan lebih dari 1.100 liter sampah - cukup untuk memenuhi 40 tong sampah resmi Inggris.

Seperti yang dilansir oleh tribunnews.com, Dia selalu berangkat satu jam lebih awal saat menuju sekolah agar ia dapat membersihkan jalan yang dilewatinya dari sampah. Dengan menaruh sampah dalam keranjang sepedanya, ia membersihkan salah satu sisi jalan saat ia pergi ke sekolah dan sisi lainnya saat ia menuju rumahnya sepulang sekolah.

Beberapa waktu lalu, Nadia yang mengakut bahwa julukan 'Si gadis sampah' membuatnya merasa seperti seorang pahlawan super diabadikan dalam bentuk animasi,

Remaja yang hobi menggambar ini juga diberikan kesempatan untuk menayangkan pesannya melalui kartun di koran Eastern Daily Press.

Dia juga kemudian membuat cendera-cendera mata yang dijualnya dan berharap dapat menggunakan uangnya itu untuk membeli botol minum yang bisa dipakai berkali-kali oleh setiap murid di sekolahnya.

Ibu Nadia, Paula Sparkes, mengatakan anak perempuannya ingin "membangkitkan kesadaran orang-orang untuk berhenti membuang sampah sembarangan".

Namun, walaupun langkahnya dipuji banyak orang, ejekan sebagai 'si gadis sampah' tetap saja melekat padanya.

"Mengubah kebiasaan anak remaja itu sangat sulit, " ujar sang ibunda.

"Nadia selalu merasa sendiri dalam upayanya membersihkan sampah dan itu membuatnya merasa berbeda. Namun, dia menyadari semua pemungut sampah akan merasa seperti itu."

"Dia ingin membentuk sebuah kelompok untuk mengumpulkan para pemungut sampah dan dia sudah melakukannya. Dia sudah dihubungi oleh orang-orang dari seluruh dunia.


"Kami sangat bangga padanya."