Kesaksian Pilu Nuriadi! Setelah Sholat, Tanah Bergerak dan Menerjang Istri Tercinta

Ditulis oleh: -

744 rumah di Desa Petobo ditelan bumi usai Gempa, ratusan orang hilang (Foto: Antara Foto/Akbar Tado)

Meski bersyukur karena masih selamat, duka begitu mendalam menyelimuti Nuriadi.

Nuriadi menjadi salah satu saksi mata detik-detik tanah di Perumnas Balaroa, Kota Palu, ambles sekitar 5 hingga 10 meter pasca Gempa .

Sambil menetesakan air mata, begini penuturan pilu Nuriadi saat bumi ambles hingga menerjang istri tercintanya!

Duka mendalam menyelimuti Nuriadi (45) karena istrinya tak tertolong dalam bencana gempa di Palu, Sulawesi Tengah.

Nuriadi menjadi salah satu saksi mata detik-detik tanah di Perumnas Balaroa, Kota Palu, ambles sekitar 5 hingga 10 meter usai diguncang gempa bumi 7,4 magnitudo pada Jumat (28/9/2018).

Balaroa merupakan salah satu titik yang mengalami dampak terparah gempa yang mengguncang Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Berikut cerita pilu nuriadi mengenang kejadian mengerikan tersebut:

Baru selesai sholat

Nuriadi menceritakan, saat kejadian ia berada dalam masjid baru saja selesai melaksanakan shalat magrib.

"Saat saya mendengar gemuruh, saya langsung berlari keluar dari masjid dan tanah sudah terbelah," kata Nuriadi saat ditemui sedang mencari sisa-sisa barangnya yang masih utuh, Selasa (2/10/2018).

Tanah bergerak dan mengeluarkan air bercampur lumpur.

Nuriadi mengungkapkan, sebelum tanah ambles sekitar 5-10 meter, ia menyaksikan dari jauh tanah bergerak dan mengeluarkan air bercampur lumpur.

"Kemudian tanah bergeser bersama seluruh bangunan sekitar 300-500 meter dari posisi semula,"ujarnya, seperti dikutip dari kompas.com.

Sedih tak bisa menyelamatkan istri tercinta

Sambil meneteskan air mata, Nuriadi mengatakan, meski bersyukur karena berhasil selamat, ia sedih karena tidak bisa menyelamatkan istrinya dari bencana dahsyat tersebut.

"Posisi istri saya ada dalam rumah karena sakit sehingga tidak sempat saya selamatkan. Tapi alhamdulillah paginya saya temukan jenazahnya dan sudah dimakamkan," kata dia.

Hanya sedikit yang selamat

Kata Nuriadi, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, dihuni ribuan penduduk dan hanya sedikit yang berhasil menyelamatkan diri pada saat kejadian.

"Sampai sekarang masih banyak yang belum ditemukan karena tertimbun tanah," ucapnya.

Ia berharap supaya pemerintah cepat mengambil tindakan, mau dikemanakan warga kelurahan Balaroa setelah adanya bencana ini.

"Kita harus mendapat tempat yang layak. Karena kalau lokasi ini mau digarap kembali tidak mungkin karena air dan lumpur di bawah," tuturnya.

Baca Juga:

Seperti diketahui, setelah gempa Donggala berkekuatan 7,4 SR yang disertai tsunami  menyapu sekitar kawasan Kota Palu.

Rupanya, bencana itu belum berhenti. Warga Palu menjadi korban lagi akibat perumahan Balaroa Palu bergerak sendiri.

Perumahan yang berjejer itu, tiba-tiba ambles dan hancur ditelan bumi. Rumah-rumah itu bergetar dan bergerak sendiri. Banyak bangunan roboh dan kemudian tertelan tanah.

Fenomena tersebut biasa disebut dengan likuifaksi, atau penurunan tanah akibat memadatnya volume lapisan tanah.

Bahaya dari fenomena 'tanah bergerak' ini adalah bangunan akan ambles masuk ke dalam.

Hal itu karena airnya terperas ke luar dan tanahnya memadat jadi permukaan tanah turun.

Berikut video mengerikan kejadian tersebut: