Begini Perhitungan di Yaumul Hisab yang Dijelaskan Dalam Al Qur'an

Ditulis oleh: -
yaumul hisab via wannursyarifah.blogspot.com

Apa saja peristiwa / kejadian di yaumul hisab di Yaumul Hisab kelak? Bahkan ada kisah orang miskin yang hanya mempunyai kapak saja ditanyai 40 hari lamanya di alam kubur dan belum selesai.

Lantas bagaimana kelak di Yaumul Hisab? Bagaimana bentuk perhitungan pada yaumul hisab? Berikut akan dijelaskan dalam artikel ini sesuai dengan yang tertera dalam Al Qur'an

Apakah artinya yaumul hisab? Mengapa hari kiamat disebut yaumul hisab? Yaumul hisab bisa diartikan sebagai hari dimana amal seluruh makhluk hidup yang ada di bumi ini dihitung dan diperlihatkan. Maksud dari makhluk hidup di sini tidak hanya sebatas manusia saja, melainkan juga hewan pun turut dihitung amal perbuatannya ketika berada di dunia. Ketika ini Allah akan menegakkan hukum keadilan yang seadil-adilnya.

Sudah sepantasnya sebagai umat muslim mengetahui tentang yaumul hisab beserta dalilnya. Bagi yang belum tahu, gak usah khawatir, kali ini kami akan mengulas tentang yaumul hisab.

Bagaimana yaumul hisab dalam Al Quran? Yaumul Hisab adalah hari perhitungan semua amal perbuatan baik maupun buruk manusia selama hidup di dunia. Sekalipun beratnya yaumul hisab sebesar zarrah amalan manusia tidak akan lepas dari perhitungan Allah swt. Pada hari itu, manusia tidak akan bisa mengelak dan berbohong dari segala amal perbuatannya karena semua anggota badan akan menjadi saksi atas segala perbuatannya. Sekalipun manusia telah lupa, tetapi Allah swt. Maha Mengetahui atas segala amal perbuatan manusia sebagaimana firman-Nya. 


يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا ۚ أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ 

Artinya: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah swt. semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." (QS Al Mujadilah: 6) 

Allah swt. juga berfirman sebagai berikut. 


مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Artinya: "Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaf: 18) 

Kondisi manusia pada hari itu tergantung pada aural perbuatannya selama di dunia. Bagi mereka yang selama di dunia terbiasa melakukan amal kebajikan dan ibadah, mereka akan merasakan bahwa perhitungan itu amat mudah dan cepat. 

Sebaliknya, bagi mereka yang terbiasa berbuat maksiat, menipu, korupsi, memakan harta anak yatim, tidak mendirikan salat, puasa, zakat, dan amal-amal lainnya, mereka akan diliputi kekecewaan dan penyesalan yang tiada tara. Hat itu dinyatakan Allah dalam Al Quran sebagai berikut. 


فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ .فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا

Artinya: “Adapun orang yang diberikan kitab di sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah." (QS Al Insyiqaq: 7-8) 


وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ

Artinya: “Adapun orang yang diberi kitab di sebelah kirinya, maka dia berkata, "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepada kitab-Ku (ini)." (QS Al Haqqah: 25)


Baca Juga : Ciri-ciri Dajjal Saat Akan Muncul, Benarkah Keluar Ditahun 2020?


Kejadian di Yaumul Hisab

ilustrasi kejadian yaumul hisab via palembang.tribunnews.com

Manusia digiring ke Padang Mahsyar dengan berbagai kondisi yang berbeda sesuai dengan amalnya. Ada yang digiring dengan berjalan kaki, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:


إِنَّكُمْ مُلاَقُو اللهِ حُفَاةً عُرَاةً مُشَاةً غُرْلاً

“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” (Hadits shahih. Diriwayat-kan oleh al-Bukhari, no. 6043)

Ada juga yang berkendaraan. Namun tidak sedikit yang diseret di atas wajah-wajah mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


إِنَّكُمْ تُحْشَرُوْنَ رِجَالاً وَرُكْبَانًا وَتُجَرُّوْنَ عَلَى وُجُوْهِكُمْ

“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau mengatakan, “Hadits hasan.” Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahiih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3582).

Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa ada seseorang berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,


يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ يُحْشَرُ الْكَافِرُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟ قَالَ: أَلَيْسَ الَّذِي أَمْشَاهُ عَلَى رِجْلَيْهِ فِي الدُّنْيَا قَادِرًا عَلَى أَنْ يُمْشِيَهُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Wahai Rasulullah, bagaimana bisa orang kafir digiring di atas wajah mereka pada hari Kiamat?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bukankah Rabb yang membuat seseorang berjalan di atas kedua kakinya di dunia, mampu untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari Kiamat?!” Qatadah mengatakan, “Benar, demi kemuliaan Rabb kami.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6042 dan Muslim, no. 5020).

Lalu, apa hikmah yaumul hisab? Hikmah yaumul hisab adalah menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih baik dengan meningkatkan ibadah dan beramal sholeh. Hal ini dapat dilakukan sebagai tabungan untuk bekal di akhirat. 

Bagaimana bentuk perhitungan pada yaumul hisab? Dikutip dari dream.co.id, ada 2 cara perhitungan amal manusia kelak di hari kiamat yang perlu kita ketahui agar kita selalu menabung amal baik sebagai bekal kehidupan akhirat kelak.

Layaknya pengadilan di dunia, Allah juga memiliki pengadilan untuk memperhitungkan seluruh amal manusia. Ternyata, ada beberapa cara Allah dalam menghitung amal manusia. Sebagaimana yang ada dalam kitab " Bahjatunnufuus" dimana ada dua cara perhitungan amal manusia, yaitu:

1. Dengan cara sembunyi-sembunyi
Perhitungan amal ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi di Mahkamah Illahi. Seluruh kesalahan dan dosa-dosa yang sekiranya dapat membinasakan, maka Allah akan menyembunyikannya di balik tirai.

Oleh karena itu, beruntunglah seorang hamba yang telah disucikan oleh Allah dari segala dosa yang sudah dilakukannya. Karena Allah telah memaafkannya sementara mereka sendiri tidak mengetahuinya.

2. Dengan cara terang-terangan
Semua amal baik dan buruk, baik dosa besar ataupun kecil akan dihadapkan pada mereka yang melakukannya. Semua itu akan diperhitungkan dengan begitu teliti sehingga tidak akan ada dosa atau kebaikan sebesar dzarah sekalipun yang terlewatkan.

Apabila kita ingin jenis pengadilan yang pertama dimana semua kesalahan dan dosa kita ditutupi oleh Allah maka Rasulullah pun bersabda, tidaklah seseorang yang menutupi aib manusia lainnya di dunia melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari akhir kelak yaitu yaumul hisab dan dalilnya.


ilustrasi penentuan yaumul hisab via musallamun.blogspot.com

Lalu, bagaimana 4 pertanyaan di yaumul hisab? Diantara pertanggung jawaban yang harus kita persiapkan sejak sekarang didunia adalah tentang 4 perkara. 

Dari Abu Barzah Al-Aslami, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:


لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أربع : عن عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ.

“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti sampai ditanya tentang empat perkara: (1) tentang umurnya untuk apa dia habiskan, (2) tentang ilmunya, sejauh mana dia amalkan, (3) tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan untuk apa harta tersebut dibelanjakan, dan (4) tentang tubuhnya, untuk apa dia gunakan." (HR. At-Tirmidzi disohihkan Al-Albany dalam Ash-Shohihah, 946) 

Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti sampai ia ditanya tentang 4 perkara: 

1. Tentang Umur Kita Kemana Dihabiskan
Kita hidup di atas dunia telah diberikan jatah umur oleh Allah SWT, maka selama kita hidup berapapun jatah umur yang telah diberikan kepada kita maka nantinya akan diminta pertanggung jawaban, akan ditanya kembali untuk apa umur kita habiskan?

Agar kita selamat dari pertanyaan ini maka kita harus memahami apa tujuan kita hidup di atas dunia ini, maka kita tidak akan menghabiskan umur yang sia-sia, karena tujuan hidup kita di dunia bukan untuk menumpuk harta, mengejar jabatan dan lain sebagainya, namun tujuan utama manusia dan jin itu diciptakan oleh Allah SWT adalah untuk mengabdi kepadanya.

2. Tentang Ilmu Untuk Apa Diamalkan
Kita diwajibkan menuntut ilmu untuk menjalankan syariat Allah dalam kehidupan sehari-hari agar selamat hidup didunia ini, maupun di akhirat nantinya.

Nah setelah kita menuntut ilmu kita menjadi orang yang mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga orang yang mengamalkan ilmu dengan benar adalah yang sesuai dengan aturan dalam Islam, begitupun sebaliknya tatkala kita mengabaikan ini semua maka bersiaplah untuk mempertanggung jawabkan di akhirat kelak.

3. Tentang Harta Darimana Didapat dan Kemana Dibelanjakan
Ini sekaligus 2 pertanyaan uang diberikan oleh Allah SWT, yaitu darimana kita dapatkan harta, apakah dengan jalan yang halal atau dengan jalan mencuri, korupsi dan sebagainya, itu semua akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT.

Ingin berlama-lama dengan pertanyaan ketiga maka abaikanlah tentang halal haram harta benda yang kita miliki, tidak sampai kepada dari mana di dapat saja, namun terhadap harta benda yang kita punya juga akan ditanyakan kemana dibelanjakan? Apakah ada digunakan untuk membayar zakat, infaq, sedekah dan lain sebagainya.

4. Tentang Jasad/Tubuh Untuk Apa Dipakai

Tubuh yang kita miliki hari ini, bukan punya kita namun hanya titipan Allah agar kita melakukan hal yang baik. Namun apakah sudah sesuai yang diberikan kepada kita digunakan dalam rangka ketaatan kepada Allah atau kemungkaran.

Baca Juga : Sosok Imam Mahdi Menurut Al Qur'an, Sang Pemimpin Umat di Hari Kiamat

Demikian penjelasan tentang yaumul hisab yang dapat kami sampaikan.  Semoga kita bisa mempersiapkan bekal sebanyak-banyak, bekal akhirat itu bukan harta, tahta, dan kemegahan, namun hanyalah amalan yang mengantarkan kita kepada surganya.