fitnah akhir zaman via bandung.pks.id
Fitnah akhir zaman dan kehancuran moral rasa-rasanya sudah kita alami saat ini.
Jika itu sudah terjadi, tahukah Anda betapa dahsyat bahaya fitnah akhir zaman? Bagaimana kita menghadapinya, atau bagaimana agar kita terhindar dari fitnah akhir zaman ini?
Apa yg dimaksud fitnah akhir zaman ? Kata fitnah berarti musibah, cobaan, dan ujian. Kata ini disebutkan secara berulang di dalam al-Qur’an pada hampir 70 ayat (lihat al-Mu’jam al-Mufahras), dan seluruh maknanya berkisar pada ketiga makna di atas. Kata fitnah bisa juga bermakna sesuatu yang mengantarkan kepada adzab Allah, seperti firman-Nya: “Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah…” (QS. at-Taubah: 49)
Di sisi lain, kata fitnah bermakna ujian, sebab keduanya bisa digunakan dalam konteks
kesulitan maupun kesenangan yang diterima seseorang. Hanya saja, makna “kesulitan” lebih
sering digunakan. Allah berfirman (yang artinya): “Dan Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)…” (QS. al-Anbiyaa’: 35)
(Mufradat Alfazh al-Qur’an al-Karim karya ar-Raghib al-Ashfahani)
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasanya pengertian fitnah adalah hal-hal
dan kesulitan-kesulitan yang Allah timpakan kepada hamba-hamba-Nya sebagai ujian dan
cobaan yang mengandung hikmah. Biasanya fitnah terjadi secara umum, namun ada juga fitnah
yang terjadi secara khusus. Pada akhirnya, berkat karunia Allah, fitnah itu diangkat sehingga
meninggalkan dampak yang baik bagi orang-orang yang berbuat kebaikan dan yang beriman,
sebaliknya meninggalkan dampak yang buruk bagi mereka yang berbuat kejahatan dan tidak
beriman. Wallaahu a’lam.
Jadi fitnah akhir zaman adalah fitnah ynag akan terjadi di akhir zaman yang akan menyelakakan seluruh umat di muka bumi ini.
Banyak sekali jenis fitnah akhir zaman dalam al quran berikut ini kami sajikan contoh fitnah akhir zaman itu seperti apa.
Contoh fitnah akhir zaman
fitnah akhir zaman berbahaya via wajibbaca.com
Dalam bidang politik ummat dipaksa mengikuti budaya -tanpa rasa malu dan rasa takut kepada Allah subhaanahu wa ta’aala- di mana seorang manusia menawarkan dirinya menjadi pemimpin, bahkan dengan over-confident mengkampanyekan dirinya agar dipilih masyarakat. Sambil menebar setumpuk janji kepada rakyat.
Padahal Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:
يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ أُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا
Fitnah Dalam Bidang Ekonomi dan Keuangan
Sementara itu di bidang ekonomi dan keuangan ummat dipaksa tunduk pada tiga pilar setan, yaitu Bunga Bank (baca: Riba), Uang Fiat (baca: uang kertas) dan Money Creation yaitu sistem yang memberi kekuasaan pada bank untuk melakukan proses penciptaan uang. Padahal Islam memiliki konsep yang sangat baku tentang uang dan segala bentuk transaksi yang melibatkan uang.
Bukan hanya sebatas teori tetapi blue print keuangan Islam memang pernah diwujudkan dalam bentuk nyata sejak masa awal ke-Khalifahan Islam dan terbukti hasilnya berupa kemakmuran bagi seluruh rakyat. Itulah yang diisyaratkan dalam Al-Qur’an sebagai dhzahab(emas) dan fidhdhoh(perak) dan secara empiris berupa dinar dan dirham. Suatu jenis mata uang yang memiliki intrinsic value serta aman dari inflasi.
Fitnah Dalam Bidang Hukum
Di bidang hukum ummat dipaksa tunduk pada nilai-nilai legal dan illegal (baca: halal dan haram) berdasarkan hawa nafsu para law-makers. Kita bisa menyaksikan suatu saat perilaku homoseksual dan lesbianisme dicap illegal-haram namun pada lain waktu dianggap legal-halal.
Padahal Allah berfirman: ”Barangsiapa yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS Al-Maidah 44).
Bahkan sistem Dajjal mencap kebanyakan orang-orang beriman pejuang tegaknya agama Allah subhaanahu wa ta’aala sebagai teroris. Dan menempatkan para kriminal pelanggar berat HAM sebagai pimpinan negara-negara maju.
Fitnah Dalam Bidang Pertahanan Keamanan
Di bidang pertahanan keamanan ummat dipaksa tunduk pada konsep ashobiyyah (fanatisme kelompok). Angkatan militer berbagai negara dewasa ini dibentuk untuk mempertahankan spirit right or wrong is my country.
Barangkali selain angkatan militer Hamas di Palestina, tak ada satupun kekuatan hankam yang dibentuk dengan cita-cita menegakkan kalimat Allah atau mati syahid. Kebanyakan prajurit militer modern menjadi budak jalur komandonya. Mereka tidak pernah dibina untuk menjadi hamba Allah sejati.
Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman: ”Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Quran” (QS At-Taubah 111)
Fitnah Dalam Bidang Seni dan Budaya
Sedangkan seni dan budaya telah menjadi industri syahwat. Sangat langka dijumpai produk di bidang ini yang bila dinikmati membawa manusia menjadi lebih dekat dan mengingat Allah Yang Maha Indah. Hampir semua film, tontonan, nyanyian, tarian maupun novel menyeret manusia kepada pemuasan syahwat semata tanpa pandang halal-haramnya.
Sungguh, nilai-nilai Dajjal (Dajjalic Values) telah mendominasi segenap lini kehidupan ummat manusia dewasa ini. Sangat boleh jadi kedatangan oknum Dajjal sudah sangat dekat. Sistem Dajjal telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal (makhluk bermata satu) bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti sebagaimana diisyaratkan dalam the great seal yang tergambar di lembar uang satu dollar Amerika Serikat.
Bahaya fitnah akhir zaman
fitnah akhir zaman bahaya via jogjadistromuslim.blogspot.com
Ini merupakan peringatan penting bagi setiap manusia, bahwa banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang murtad, merupakan tanda dekatnya akhir zaman. Untuk skala lokal, barangkali yang paling nyata adalah fenomena fitnah kesulitan hidup, kemiskinan, dan kesengsaraan yang menyebabkan seseorang dengan mudah menukar agamanya. Juga godaan dunia yang dikemas sedemikian menggiurkan bagi siapa pun untuk mencicipinya, sehingga siapa pun yang tidak memiliki ketahanan iman, sangat mungkin mengubah imannya dalam bilangan hari.
Namun di antara berbagai fitnah yang dinubuatkan oleh beliau Shalallaahu ‘Alahi Wasallam, tidak ada satu pun fitnah yang lebih berbahaya, lebih dahsyat, dan lebih keras efek yang ditimbulkannya melebihi fitnah Dajjal. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah,
“Semenjak Allah menciptakan keturunan Adam hingga hari kiamat nanti, tidak ada fitnah yang lebih besar di muka bumi ini dibandingkan fitnah Dajjal.” (HR.Muslim: Kitab Al-Fitan wa Asyrath As-Sa’ah no. 5239).
Demikian fitnah Dajjal, sehingga setiap rasul yang diutus kepada umat manusia senantiasa memperingatkan bahaya fitnah tersebut kepada umatnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits sahih berikut ini,
“Sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang nabi, melainkan nabi tersebut telah memperingatkan kaumnya dari fitnah Dajjal. Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya akan fitnah Dajjal, demikian pula para nabi sesudahnya. Ketahuilah, sesungguhnya Dajjal akan muncul di antara kalian (maksudnya pada masa umat ini yang merupakan umat terakhir) dan perkara Dajjal itu tidak lagi samar bagi kalian. Demikian pula perkara Rabb kalian tidak samar lagi bagi kalian (beliau bersabda demikian sebanyak tiga kali). Sesungghnya Rabb kalian tidak buta sebelah, sedangkan Dajjal adalah makhluk yang buta mata sebelah kanannya, seakan-akan matanya adalah buah anggur yang terapung.” (HR.Muslim).
Ciri fitnah akhir zaman
ciri fitnah akhir zaman via an-najah.net
" Maka bahawasanya siapa yang hidup (lama) di antaramu niscaya akan melihat perselisihan (faham) yang banyak. Ketika itu pegang teguhlah Sunnahku dan Sunnah Khalifah Ar Rasyidin yang diberi hidayah. Pegang teguhlah itu dan gigitlah dengan gerahammu." (Hadis riwayat Imam Abu Daud dan lain-lain. Lihat Sunan Abu Daud juzuk 4, muka surat 201)
Munculnya Kebodohan di mana-mana
Akan keluar suatu kaum akhir zaman, orang orang muda yang bodoh fikirannya. Disini fitnah akhir zaman dan kehancuran moral sangat erat kaitannya. Mereka banyak mengucapkan perkataan "Khairil Bariyyah" (Maksudnya firman-firman Tuhan yang dibawa oleh Nabi.) Iman mereka tidak melampaui kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama sebagai munculnya anak panah dari busurnya. Kalau orang-orang ini berjumpa denganmu lawanlah mereka" (Sahih - Imam Bukhari)
Banyak para Para ‘Alim Ulama yang meninggal dunia
“Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang-orang yang baik dan ahli agama (para ulama, pen.) di muka bumi, maka tiada yang tinggal padanya kecuali orang-orang yang hina dan buruk yang tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari kemungkaran. (Ahmad)
“Di antara tanda-tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka’ bin Luka’ (orang yang bodoh dan hina). Maka orang yang paling baik ketika itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh dua orang mulia” (Thabrani)
Munculnya Aneka Fitnah
Ramalan Rasulullah tentang Bermunculannya Fitnah bagaikan Bagian Malam yang Gelap Gulita
Diriwayatkan oleh Imam at Tirmidzi di dalam kitab Sunanya; dari Anas bin Malik ra, Rasulullah bersabda : " Mendekati hari kiamat akan terdapat berbagai macam fitnah laksana bagian malam yang gelap gulita. Kala itu seorang menjadi mu'min di pagi hari, berbalik menajdi kafir memasuki sore hari. Dan menjadi mu'min di sore hari, berbalik menjadi kafir memasuki pagi hari. Orang orang pun akan menjual agamanya dnegan harta benda mereka" ( HR Tirmidzi)
Kenyataan dari yang diramalkan :
Imam An Nawawi rm berkata : " Bahwa makna dari hadits tersebut berupa anjuran supaya bersegera mengerjakan amal shalih sebelum mengalami hambatan dan menjadi sibuk menghadapi berbagai macam fitnah yang tumpang tindih datangnya. Sebagaimana tumpang tindihnya kegelapan malam yang tidak berbintang. Rasulullah saw melukiskan, betapa dasyatnya fitnah tersebut. Sampai sampai seseorang yang di sore harinya masih beriman, berbalik menjadi kafir tatkala memasuki pagi hari, atau justru sebaliknya---disini terdapat keragu raguan dari perawi-- Dan dari besarnya fitnah fitnah tersebut, sehingga menyebabkan seseorang dapat berubah pendirian hanya dalam waktu satu hari.
Rasulullah SAW tidak menentukan secara pasti terjadinya hari kiamat karena semua itu adalah urusan ghaib dimana hanya Allah SWT saja yang Maha Tahu. Hanya Rasulullah saw memberitakan kapada umatnya tanda-tanda dekatnya hari kiamat seperti nanti yang akan saya jelaskan. Hal ini terbukti ketika dalam hadits di atas Rasulullah saw tidak mejawab pertanyaan Malaikat Jibril saat ditanya kapan hari kiamat terjadi? Beliau hanya menjawab , “Yang ditanya tidak lebih tau dari yang bertanya.” Artinya, “ Rasulullah saw memang tidak mengetahui hari terjadi kiamat, semua itu diserahkan urusanya kepada Allah SWT.
Allah SWT menegaskan dengan gambalang dalam Al-Qur’an sebagai berikut. Firman-Nya, “(Orang-orang kafir) bartanya kapadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya. Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya). Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). Kamu hanya member peringatan bagi siapa yang tekut kapadanya (hari barbangkit). Pada hari mereka melihat berbangkit itu, maka seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebantar saja) di waktu soreh atau pagi,” (QS. An-Nazi’at [79]: 42-46)
Islam Akan Kembali Asing
“Sesungguhnya Islam permulaan (datang) keadaan asing dan akan kembali asing. Maka berbahagialah bagi mereka yang (dianggap) asing. Mereka bertanya : “Wahai Rasulullah, siapakah mereka (yang dianggap)asing itu ? Beliau menjawab : orang-orang yang berbuat baik di kala rusaknya manusia”. (H.R. Muslim).
Bagaimana menghadapi fitnah akhir zaman ?
menghadapi fitnah akhir zaman via vianeso.com
تَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنْ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
Berdasarkan hadits diatas maka Lafadz do’anya :
*”Allahumma inni a’udzubika minal Fitan Maa Dzaharo minha wama bathan”*.
Artinya, *”Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dati fitnah baik yang nampak ataupun yang tersembunyi”.*
Memperbanyak amal shalih, meningkatkan ketakwaan secara umum.
Dari Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا.
Menjaga lisan dari berkomentar dari setiap apa yang kita dengar. Khususnya dalam perkara Nawazil. Lebih lebih komentar dan bicara di medsos yang lebih mudah penyebarannya ibarat angin berhembus.
Nawazil jama’ dari Nazilah, maksudnya yaitu kejadian-kejadian atau masalah-masalah kontemporer yang terjadi pada kaum muslimin. Dan nawazil ini dikenal juga dengan istilah hawadits.
Siapa yang layak nicara dalam masalah ini ? Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :
الْعَالِمُ بِكِتَابِ اللَّهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ وَأَقْوَالِ الصَّحَابَةِ؛ فَهُوَ الْمُجْتَهِدُ فِي أَحْكَامِ النَّوَازِلِ
Dalam kondisi fitnah jangan mudah menshare berita atau komentar sebelun di cek kebenarannya.
Allah Ta’ala berfirman :
وَإِذَا جَاءهُمْ أَمْرٌ مِّنَ الأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُواْ بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْ لاَ فَضْلُ اللّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
Tidak setiap apa yang kita dengar layak untuk diucapkan.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata :
حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وِعَاءَيْنِ: فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَبَثَثْتُهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَلَوْ بَثَثْتُهُ قُطِعَ هَذَا البُلْعُومُ
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata ketika menjelaskan perkataan ‘Ali bin Abi Tholib :
حَدِّثُوا النَّاسَ، بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّونَ أَنْ يُكَذَّبَ، اللَّهُ وَرَسُولُهُ
وَفِيهِ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ الْمُتَشَابِهَ لَا يَنْبَغِي أَنْ يذكر عِنْد الْعَامَّة وَمثله قَول بن مَسْعُودٍ وَمِمَّنْ كَرِهَ التَّحْدِيثَ بِبَعْضٍ دُونَ بَعْضٍ أَحْمَدُ فِي الْأَحَادِيثِ الَّتِي ظَاهِرُهَا الْخُرُوجُ عَلَى السُّلْطَانِ وَمَالِكٌ فِي أَحَادِيثِ الصِّفَاتِ وَأَبُو يُوسُفَ فِي الْغَرَائِبِ وَعَنِ الْحَسَنِ أَنَّهُ أَنْكَرَ تَحْدِيثَ أَنَسٍ لِلْحَجَّاجِ بِقِصَّةِ الْعُرَنِيِّينَ لِأَنَّهُ اتَّخَذَهَا وَسِيلَةً إِلَى مَا كَانَ يَعْتَمِدُهُ مِنَ الْمُبَالَغَةِ فِي سَفْكِ الدِّمَاءِ بِتَأْوِيلِهِ الْوَاهِي
Tetap berusaha untuk menuntut ilmu syar’I dengan menghadiri majlis majlis ilmu, karena dengan memahami syari’at ini dengan benar ia akan punya filter tidak mudah ikut ikutan terbawa arus dengan fitnah, tidak mudah mengikuti emosi atau perasaannya, tapi kokoh dengan ilmunya, sehingga akan selamat dari fitnah.
Dari Abu Bakrah radhiyallahu anhu ia berkata :
عَصَمَنِي اللَّهُ بِشَيْءٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا هَلَكَ كِسْرَى، قَالَ: “مَنْ اسْتَخْلَفُوا؟ ” قَالُوا: ابْنَتَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمْ امْرَأَةً”، قَالَ: فَلَمَّا قَدِمَتْ عَائِشَةُ يَعْنِي البَصْرَةَ ذَكَرْتُ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَصَمَنِي اللَّهُ بِهِ: هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ
Abdullah bin Ziyad Al Asadi berkata, “Tatkala Thalhah, Zubair dan ‘Aisyah berangkat ke Bashrah, Ali mengutus ‘Ammar bin Yasir dan Hasan bin Ali mendatangi Kami di Kufah, lantas keduanya naik minbar. Ketika itu Al Hasan bin Ali diatas minbar di tangga paling atas, sedang Ammar berdiri dibawah Al Hasan, kami berkumpul di sekelilingnya, dan aku mendengar ‘Ammar mengatakan” :
إِنَّ عَائِشَةَ قَدْ سَارَتْ إِلَى الْبَصْرَةِ وَ وَاللَّهِ إِنَّهَا لَزَوْجَةُ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَلَكِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى ابْتَلَاكُمْ لِيَعْلَمَ إِيَّاهُ تُطِيعُونَ أَمْ هِيَ
Bersabar tidak mudah melakukan tindakan yang hanya mengikuti perasaan dan hawa nafsu.
اصْبِرُوا فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ
Diantara bentuk yang wajib kita hindari di zamn fitnah adalah tidak memberontak kepada penguasa muslim yang dzalim, karena mudharat yang ditimbulkannya akan jauh lebih besar daripada maslahat yang didapatkan, bahkan ketika dibolehkan pun untuk memberontak kepada penguasa yang jelas jelas kekufurannya, tanpa adanya syubhat, tetap di syaratkan adanya kemampuan serta tidak adanya kemudharatan, kalau tidak maka kita diperintah untuk bersabar.
Dari ‘Ubadah bin As Shamit radhiyallahu anhu ia berkata :
أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا، وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا، وَأَثَرَةٍ عَلَيْنَا، وَأَنْ لَا نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ»، قَالَ: «إِلَّا أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنَ اللهِ فِيهِ بُرْهَانٌ
Namun dilarang mentaati pemimpin dalam perkara kemaksiatan.
Diriwayatkan dari ‘Abdurrahman bin ‘Ali radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
لَا طَاعَةَ فِيْ مَعْصِيَةِ اللَّهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ.
Wajib bersabar atas kedzaliman pemimpin, dengan tetap memberikan nasehat bagi yang mampu sesuai dengan kapasitasnya.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu anhuma, dari Nabi shalallahu alaihi wasallam beliau bersabda :
مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ، إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ، فَلَا يُبْدِ لَهُ عَلَانِيَةً، وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ، فَيَخْلُوَ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ
Demikianlah semoga menjadi bahan renungan bagi kita khususnya yang relevan pada zaman fitnah sekarang ini, dimana *semakin diam tidak ikut ikutan kedalam fitnah* insya Allah semakin selamat , Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah memperingatkan dalam sabdanya :
سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْقَائِمِ وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْمَاشِي وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنْ السَّاعِي مَنْ تَشَرَّفَ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ فَمَنْ وَجَدَ مِنْهَا مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِه
Hadits ini bukanlah sedang menceritakan karakter pengecut, tapi karakter orang berilmu yang tidak mudah *ikut ikutan terhadap fitnah,* terbawa *emosi* dan *perasaan hati,* Wallahu A’lam. (iz)
Untuk menghadapi fitnah akhir zaman, ini ada doa fitnah akhir zaman yang dapat diamalkan.
Doa fitnah akhir zaman
Do’a yang diajarkan tersebut adalah;«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ»
Do’a ini memiliki makna yang sangat mendalam. Di antaranya;
Pertama: Lewat do’a ini, Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa fitnah itu pasti ada. Ia merupakan takdir yang telah Allah tetapkan bagi setiap anak Adam. Tidak ada yang bisa mengelak.
Kedua: Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa fitnah ini merupakan badai yang sangat dahsyat, akan menimpa setiap orang, dan menggoncang keimanan mereka. Inilah kenapa Rasulullah SAW menyunnahkan setiap muslim membacanya.
Demikiahlah artikel tentang fitnah akhir zaman. Semoga dengan adanya artikel ini dapat bermanfaat serta dapat menambah keimanan kita.