Mengenal Lebih Dalam Makrifatullah, Derajat Paling Tinggi Manusia di Mata Allah

Ditulis oleh: -

makrifatullah via youtube.com

Derajat tertinggi seorang manusia, makrifatullah haq cahaya diatas cahaya.

Sungguh mengagumkan. Anda akan tahu rahasia ilmu makrifatullah secara singkat dalam artikel berikut ini.

Tahukah Anda tentang ajaran ma'rifatullah? Menjadi hal asing bagi sebagian orang ketika mendengar ma'rifatullah mengenal Allah.

Apa maksud ma'rifatullah? Ma’rifatullah berasal dari kata Ma’rifat dan Allah, Ma’rifat artinya mengetahui atau mengenal, jadi Ma’rifatullah berarti juga mengenal Allah swt.

Marifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun mariaftullah dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah.

Mengenal Allah SWT. dengan penglihatan mata hati, tidak dengan penglihatan mata kepala. Allah SWT. telah memberi fitrah kepada manusia sejak ia masih dalam kandungan ibunya.

Allah SWT. menuntut kepada manusia agar mengenal-Nya dengan fitrah tersebut, karena hanya Allah SWT. yang melindungi dan menciptakan diri manusia. Akan tetapi, kalau tidak mendapatkan anugerah dari Allah SWT., niscaya manusia itu tidak akan mengenal Allah secara hakiki, meskipun manusia itu telah diberi oleh Allah SWT. berupa fitrah. Berikut ayat ma'rifatullah sesuai firman Allah di dalam kitab-Nya :

وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُم بِالَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَاجَرَحْتُم بِالنَّهَارِ 

“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari.” (Q.S Al-An’am ayat 60)

Tentang ayat ini, Al-Hafizh ibnu Katsir rahimahullah mengatakan :

ويعلم ما كسبتم من الأعمال بالنهار, وهذه جملة معترضة دلت على إحاطة علمه تعالى بخلقه في ليلهم ونهارهم, في حال سكونهم وحال حركتهم, كما قال {سواء منكم من أسرّ القول ومن جهر به ومن هو مستخف بالليل وسارب بالنهار} 

“Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan dari amal2 di siang hari, dan kalimat ini merupakan jumlatun-mu’taridhah yang menunjukan pengertian bahwa ilmu Allah itu meliputi semua makhluk-Nya baik pada malam hari maupun siang hari mereka, yakni di waktu mereka diam maupun saat mereka sedang bergerak, semuanya terliputi oleh ilmu Allah.

Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Allah dengan firman-Nya :
“Sama saja (bagi Allah), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari.” (Tafsir ibnu Katsir 3/267)


ilustrasi ciri makrifatullah via nurulmakrifat.blogspot.com

Seorang yang telah mencapai Ma’rifat dalam perjalanan thariqahnya yang sudah lulus dalam melalui tanjakan-tanjakan menuju ke arah itu memiliki ciri-ciri tertentu. Adapun ciri ma'rifatullah adalah selalu merasa membutuhkan Allah. Tidak pernah merasa tenang, nyaman, jika bersandar kepada selain Allah. Jika mau bicara, ia minta dituntun Allah. Selama bicara pun ia selalu berdoa, minta diampuni jika ada khilaf. Bila sedekah, ia juga minta diberi keikhlasan. Bila berjalan, minta dijaga pandangannya. Intinya, ia selalu minta yang terbaik dari Allah. Sebaliknya, orang yang tidak kenal Allah, jarang meminta kepada Allah. Ia merasa sudah tahu dan bisa berbuat dengan ilmunya.

Orang yang marifat juga sangat takut jika tidak dibimbing dan dilindungi Allah. Kebahagiaannya justru dari ketidaknyamanan karena takut kepada Allah. Karena baginya, kebahagiaan sejati adalah bila takut dan harap kepada Allah semata.

Amalan ma'rifatullah bisa dilakukan dengan cara berdzikir. Dzikir adalah sebuah aktivitas yang kaya akan aspek esoteris. Ia adalah bagian laku yang harus ada dalam sebuah perjalanan suluk menempuh jalan ruhani untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Semesta Alam.

Apa itu ilmu makrifatullah? Menurut Syaikh Ahmad Rifa’i ilmu makrifat adalah selalu melihat fenomena yang terjadi dialam raya ini serta apa yang terjadi pada dirinya merupakan wujud dari qudrat, irodat dan ilmu dari Allah swt. Dengan demikian yang dimaksud dengan orang yang arifun billah adalah orang yang senantiasa melihat Allah melalui bukti-bukti akan kekuasaan Allah yang tergambar dengan sangat jelas dari lubuk hatinya.

Bagaimana cara ma'rifatullah? Jalan menuju kepada makrifatullah adalah menerusi ayat-ayat yang terang dan jelas sebagai satu penyataan dari Allah (ayat qauliah). Ayat ini adalah penyataan-penyataan pengenalan yang difirmankan oleh Allah sendiri di dalam al-Quran. Selain itu, ada juga ayat-ayat kauniah yang menjadi bahan berfikir manusia terhadap kejadian alam yang begitu unik ini. Dari dua jalan ini Islam mengajak manusia menggunakan akal dan juga naql untuk menuju makrifatullah . Kedua-dua metod ini akan melahirkan keyakinan, langsung mencetuskan pembenaran (tasdiq) dalam hati kecil manusia yang akhirnya membuahkan keimanan yang mantap terhadap Allah SWT.

Selain metod ini, ada juga manusia yang menggunakan metod duga-dugaan dan hawa nafsu untuk mengenal Allah. Paling pasti adalah mereka tidak akan bertemu sasarannya yang sebenar malah dia boleh dipermainkan oleh syaitan seperti yang berlaku kepada penganut hindu, budha dan lain-lain lagi yang menggambarkan tuhan itu mengikut apa yang mereka khayalkan. Metod ini akan berakhir dengan kekufuran.


ilustrasi makrifatullah haq cahaya diatas cahaya via taufiq.net

Lantas, apa maksud dari ilmu makrifatullah haq cahaya diatas cahaya? Menurut Ibnu Kasir’As-Saddi yang pernah berkata tentang firman Allah tersebut, cahaya di atas cahaya adalah cahaya api dan cahaya minyak bila bersatu akan memancarkan sinar, dan yang satu tidak akan memancarkan cahaya yang lain. Demikian pula cahaya al-Qurán dan cahaya iman bersatu padu.

Dengan demikian, perumpamaan yang Allah buat untuk menerangkan kebebasan hidayahNya telah sempurna, dan dari penjelasan tentang perumpamaan tersebut, kita tahu bahawa penunaian syariat Allah lah yang mampu memberikan cahaya iman yang abadi.

Selain itu, berdasarkan pendapat Ibnu kasir’As-Saddi juga, cahaya api dan cahaya minyak bila bersatu padu memancarkan sinar, dan tidak akan bersinar satu di antaranya tanpa yang lain. Demikian juga cahaya al-Qurán dan cahaya iman ketika bersatu padu, dan satu di antaranya tidak akan memancarkan cahaya tanpa yang lain.

Di sini, kita sudah mulai memahami bahawa kewujudan kandungan al-Qurán merupakan makanan yang kekal bagi kalbu, sebab dengan al-Qurán pelita hati akan tetap menyala terang dan akan tetap memperolehi petunjuk. Bertambahnya perpaduan cahaya hati dan pancarannya bergantung kepada kadar penunaian seseoang terhadap kandungan al-Qurán dan misykat atau jasad akan memantulkan cahaya ini sehingga jalan baginya menjadi terang dan juga bagi yang lain.

“Allah membimbing kepada cahaya-Nya kepada siapa yang dia kehendaki dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Maksudnya Allah membimbing kepada cahaya syariat-Nya atau Allah memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki dari ahli Iman sehingga mereka memperolehinya dan mengikuti petunjuk yang diberikan kepada mereka.

Baca Juga: Astagfirullah, Inilah 5 Jalan Menuju Neraka yang Amat Banyak Diminati Menurut Al-Quran

Demikian penjelasan tentang makrifatullah yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf jika ada kekurangan atau kesalahan dari penjelasan di atas. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.